Tak
dapat dipungkiri dan dihindari, kita berada di ruang lingkup yang dikelilingi
beragam budaya yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga
dengan matematika, sebuah ilmu pengetahuan yang tak jauh dari budaya yang ada
di masyarakat. Hal ini, dapat dikaitkan dengan pembelajaran matematika yang
berbasis budaya, contohnya ketika seorang guru menjelaskan suatu materi mengenai
pencerminan, guru tersebut dapat mengajak siswa untuk mengamati suatu artifak,
lukisan tato, dan lukisan lain yang bermotif budaya lokal yang mempunyai nilai
pencerminan.
Matematika
yang berbasis budaya inilah yang disebut dengan etnomatematika. Secara umum,
etnomatematika adalah sebuah pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan
realitas hubungan antara budaya lingkungan dan matematika saat mengajar. Etnomatematika
merupakan matematika yang tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan tertentu
(Yusuf dkk, 2010). Budaya yang dimaksud disini mengacu pada kumpulan norma atau
aturan umum yang berlaku di masyarakat, kepercayaan, dan nilai yang diakui pada
kelompok masyarakat yang berada pada suku atau kelompok bangsa yang sama
(Hammond, 2000).
Etnomatematika
berputar pada ranah penelitian yang berbasis budaya matematika. Ciri khas dari
etnomatematika sendiri adalah inovatif (tidak bersifat konvensional atau
tradisional), global perspective, based
on culture, dan melalui riset (penelitian). Inovatif, inovasi pembelajaran
matematika itu berorientasi pada siswa yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Siswa diberi kebebasan untuk berinovasi dalam pembelajaran maupun dalam
melakukan suatu riset (penelitian). Dalam mengembangkan matematika yang
berbasis budaya, pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan arah global perspective sangat berperan
penting dalam rangka mengakomodasi peran etnomatematika dalam pembelajaran.
Metode pembelajaran yang dapat digunakan beraneka ragam, misalnya saja,
cooperative learning, problem based learning, problem solving, dan metode
lainnya yang berbasis penelitian. Di samping itu, etnomatematika dalam
pembelajaran juga menjadikan guru sebagai fasilitator dan menempatkan siswa
sebagai peserta aktif dalam berbagi informasi bukan penerima pasif dari
penyajian informasi, sehingga pembelajaran berpusat pada siswa (student centered).
Berdasarkan
pembahasan diatas, jelaslah bahwa etnomatematika memliki pengaruh dalam
pembelajaran matematika pada sekolah formal, etnomatematika memberikan makna
kontekstual dan matematika realistik (matematika kongkret) yang diperlukan
untuk banyak konsep matematika yang abstrak. Dengan demikian, etnomatematika
dapat memberikan muatan dan menjembatani antara matematika dalam dunia
sehari-hari yang berbasis pada budaya lokal dengan matematika sekolah.
Daftar
Pustaka :
Apsari,
Ratih Ayu., Suryanatha, I Nengah Agus. 2013. Etnomatematika : “ETNOMATEMATIKA: KETIKA MATEMATIKA BERNAPAS
DALAM BUDAYA”. (diakses pada 10 Februari 2016)
Kasmaja DS,
Hadi. 2015. Kompasiana : “Ethnomathematics
(Matematika dalam Perspektif budaya)”. http://www.kompasiana.com/hadi_dsaktyala/ethnomathematics-matematika-dalam-perspektif-budaya_551f62a4a333118940b659fd (diakses pada 10 Februari 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar