Selasa, 16 Februari 2016

Matematika Berbudaya (Etnomatematika)



Tak dapat dipungkiri dan dihindari, kita berada di ruang lingkup yang dikelilingi beragam budaya yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga dengan matematika, sebuah ilmu pengetahuan yang tak jauh dari budaya yang ada di masyarakat. Hal ini, dapat dikaitkan dengan pembelajaran matematika yang berbasis budaya, contohnya ketika seorang guru menjelaskan suatu materi mengenai pencerminan, guru tersebut dapat mengajak siswa untuk mengamati suatu artifak, lukisan tato, dan lukisan lain yang bermotif budaya lokal yang mempunyai nilai pencerminan.
Matematika yang berbasis budaya inilah yang disebut dengan etnomatematika. Secara umum, etnomatematika adalah sebuah pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan realitas hubungan antara budaya lingkungan dan matematika saat mengajar. Etnomatematika merupakan matematika yang tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan tertentu (Yusuf dkk, 2010). Budaya yang dimaksud disini mengacu pada kumpulan norma atau aturan umum yang berlaku di masyarakat, kepercayaan, dan nilai yang diakui pada kelompok masyarakat yang berada pada suku atau kelompok bangsa yang sama (Hammond, 2000).
Etnomatematika berputar pada ranah penelitian yang berbasis budaya matematika. Ciri khas dari etnomatematika sendiri adalah inovatif (tidak bersifat konvensional atau tradisional), global perspective, based on culture, dan melalui riset (penelitian). Inovatif, inovasi pembelajaran matematika itu berorientasi pada siswa yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Siswa diberi kebebasan untuk berinovasi dalam pembelajaran maupun dalam melakukan suatu riset (penelitian). Dalam mengembangkan matematika yang berbasis budaya, pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan arah global perspective sangat berperan penting dalam rangka mengakomodasi peran etnomatematika dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang dapat digunakan beraneka ragam, misalnya saja, cooperative learning, problem based learning, problem solving, dan metode lainnya yang berbasis penelitian. Di samping itu, etnomatematika dalam pembelajaran juga menjadikan guru sebagai fasilitator dan menempatkan siswa sebagai peserta aktif dalam berbagi informasi bukan penerima pasif dari penyajian informasi, sehingga pembelajaran berpusat pada siswa (student centered).
Berdasarkan pembahasan diatas, jelaslah bahwa etnomatematika memliki pengaruh dalam pembelajaran matematika pada sekolah formal, etnomatematika memberikan makna kontekstual dan matematika realistik (matematika kongkret) yang diperlukan untuk banyak konsep matematika yang abstrak. Dengan demikian, etnomatematika dapat memberikan muatan dan menjembatani antara matematika dalam dunia sehari-hari yang berbasis pada budaya lokal dengan matematika sekolah.


Daftar Pustaka :
Apsari, Ratih Ayu., Suryanatha, I Nengah Agus. 2013. Etnomatematika : “ETNOMATEMATIKA: KETIKA MATEMATIKA BERNAPAS DALAM BUDAYA”. (diakses pada 10 Februari 2016)

Kasmaja DS, Hadi. 2015. Kompasiana : “Ethnomathematics (Matematika dalam Perspektif budaya)”. http://www.kompasiana.com/hadi_dsaktyala/ethnomathematics-matematika-dalam-perspektif-budaya_551f62a4a333118940b659fd (diakses pada 10 Februari 2016)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar